For some reason, the school of goddess likes to hang out at my house Chapter 19 bahasa Indonesia

For some reason the school of goddess likes to hang out at my house


Chapter 19:sang Dewi sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tetapi aku menghindarinya

____________________

Sedihnya.desas-desus menyebar dengan cepat setelah kejadian makan siang.

Ini pasti yang orang-orang sebut dengan 'jaringan anak SMA'

Untungnya desas-desus yang beredar yaitu "Tokigawa secara finansial, bergantung pada wakamiya Rin".mereka tidak salah.

"Mungkinkah mereka benar-benar berpacaran" 

Tentang rumor seperti itu... Aku hampir tidak mendengarnya. Sepertinya tanggapanku menenggelamkan semua rumor semacam itu.


Sebaliknya, mereka mulai bergosip bahwa kepribadianku adalah yang terburuk. Reputasiku terus jatuh seperti kehancuran pasar saham. Itu membuatku berpikir jika aku harus berubah dari grup-D ke grup-E.


Tapi ada sesuatu yang lebih mengkhawatirkan dari rumor itu.


Sepulang sekolah hari ini, aku buru-buru mencoba meninggalkan sekolah agar aku bisa langsung bekerja paruh waktu.Kemudian, aku bertemu dengan Wakamiya ketika melewati gerbang sekolah. Dia memanggil namaku, tapi... Aku mengabaikannya.


Aku merasa tidak enak karena melakukan itu. Dia telah merawatku, namun aku bersikap tidak masuk akal terhadapnya.


Namun, banyak siswa yang meninggalkan sekolah. Apalagi rumor tersebut baru beredar hari ini.


Aku tidak punya pilihan selain memperlakukannya dengan dingin seperti itu.


"Terima kasih atas kerja kerasmu."

 Aku masuk dari pintu belakang dan menyapa manajer.


"Tokiwagi-kun! Aku juga harus bergantung padamu hari ini."


"Aku akan melakukan yang terbaik untuk uang."


"Hahaha, kamu benar-benar jujur~"


Manajer mengoperasikan komputer sambil tertawa. Sepertinya dia sedang memeriksa shift pekerja paruh waktu.


"Kamu akan bekerja shift penuh hari ini, kan? Bisakah kamu pulang jam sembilan?"


"Ah, manajer. Aku ingin membicarakan itu..."


"Apa itu?"


"Bisakah aku pergi satu jam lebih awal dari biasanya?"


Manajer itu sedikit melebarkan matanya.Dia tampak bingung.


"Hah? Itu jarang. Kupikir kamu akan berkata, 'Aku akan tinggal sampai toko tutup'... Bolehkah aku bertanya kenapa?"


"Err. Sebentar lagi ujian, jadi aku mau belajar di rumah..."


"Aku mengerti..."


Manajer memeriksa shift lagi. Saat dia merenung, dia mengerutkan kening,

 "Hmm. Yah, itu tergantung pada pelanggan, tapi kita biasanya tidak sibuk pada hari Senin. Dan kamu selalu bekerja keras, jadi aku tidak keberatan."


"Terima kasih banyak. Kalau begitu aku akan mengganti pakaianku!"


"Ah. Omong-omong, sepertinya temanmu akan datang ke sini lagi... Kamu bisa berbicara dengannya sebelum bekerja, oke?"


"Aku mengerti. Terima kasih banyak. Aku... Aku akan melakukan itu jika aku ingin."


Aku pergi dan pergi ke ruang ganti.Samar-samar, kudengar dia berkata, “Hmm? Pertengkaran sepasang kekasih? Menyenangkan menjadi muda~” Tapi aku mengabaikannya.


Satu jam setelah memulai pekerjaan paruh waktuku, Wakamiya, yang telah duduk di kursinya yang biasa, berdiri dan berbaris di kasir. Hanya satu mesin kasir yang buka saat ini pada hari kerja. Dia mau tidak mau berbaris di tempatku.


Wakamiya menatapku. aku menanggapinya dengan senyum penjualku yang biasa.


"Boleh aku minta pesananmu?"


"Tolong beri aku dua donat."


"Terima kasih banyak!"


Wakamiya sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Sepertinya dia tahu bahwa dia seharusnya tidak mengganggu pekerjaan paruh waktuku. Tapi ada sesuatu yang ingin dia bicarakan. Atau begitulah yang  kurasakan.


Namun,


"Kalau begitu, tolong tunggu di sisi itu."


Sebagai pekerja paruh waktu, ini adalah respons normal terhadap pelanggan.Tapi aku mungkin tampak dingin untuk bertindak seperti itu kepada kenalanku.


Wakamiya menghela nafas sedikit mendengar kata-kataku.


Dan kemudian, Wakamiya tidak pernah mengantri di kasir lagi.


--2 jam kemudian


"Sulit untuk mengembalikan kotak makan siangnya...," gumamku sambil mengganti pakaianku setelah kerja paruh waktu.


Sulit bagiku untuk mendekatinya.Lagipula, akulah yang mencoba menjaga jarak darinya. Aku ingin menunggu sampai rumor tentang kita mereda, tapi... itu terlalu berlebihan.


Aku memastikan bahwa Dewi tidak menungguku di pintu belakang.


...Rupanya, dia tidak menyadari perubahan shiftku.


Aku buru-buru mengendarai sepedaku dan berlari dengan kecepatan penuh di jalan yang sudah kukenal.kukira itu adalah pertama kalinya dalam seminggu sejak aku berjalan di jalan ini. Meski baru seminggu, rasanya nostalgia banget...


"Astaga. Apa yang aku lakukan?"


Ini adalah pelarianku. Hanya kepuasan diri, pengorbanan diri.


Ya, aku hanya egois.


Aku menghela nafas pada langit malam.Malam itu gelap tanpa bintang.


Seolah-olah langit mewakili hatiku.


"... Hm?"


Aku melihat seseorang berdiri di pintu masuk apartemenku, yang anehnya,membuatku gelisah.


Itu bukan pemilik apartemen.


Dan ketika aku mendekati sosok itu, kegelisahan itu berubah menjadi keyakinan.


"...Aku sudah menunggumu, Tokiwagi-san. Aku ingin mengadu padamu."


Sebuah mobil melewati kami.


Diterangi oleh cahaya mobil itu, aku bisa melihat penampakan Dewi menatapku dengan mata jernih.


Sebelumnya

Selanjutnya


Posting Komentar

0 Komentar